Kebab Kings, Franchise Boga yang Makin Digdaya

Selama hayat masih di kandung badan, selama itu pula manusia masih akan terus makan. Karena itu, tidak salah bila dikatakan bahwa bisnis makanan itu kagak ade matinye. Pemikiran semacam ini juga muncul dalam benak Bobby Hendrawan Farizky. Di sisi lain, Bobby melihat begitu menjamurnya makanan kebab di Semenanjung Arab (Timur Tengah) hingga ia berkeinginan untuk membawa dan memasyarakatkannya di Indonesia.

“Karena, banyak orang yang hanya mengenal makanan ini pada saat naik haji, maka saya memutuskan untuk mengadopsinya ke Indonesia. Sehingga, dunia kuliner Indonesia lebih semarak. Di samping itu, saya melihat prospek makanan ala Timur Tengah sangatlah menjanjikan jika diusung ke Indonesia. Khusus untuk kebab, saya berusaha menawarkan sensasi kebab terbaik khas Timur Tengah, dengan penyesuaian rasa lidah masyarakat Indonesia. Dan, terbukti, kebab bukanlah tren sesaat. Keberadaannya sudah sangat dicintai segala lapisan masyarakat dan telah memiliki pasar tersendiri,” tutur founder sekaligus business owner Kebab Kings ini.

Lantas, Bobby pun mendirikan Kebab Kings dan mengoperasikan gerainya yang pertama di Surabaya, Jawa Timur, pada Juli 2006. Gerai kedua menyusul pada September 2006 di kota yang sama. “Ramainya pengunjung pada kedua gerai tersebut, menarik minat banyak orang untuk membuka cabang Kebab Kings. Sehingga, kami pun menawarkan waralaba pada Januari 2007,” kata kelahiran Surabaya, 25 tahun silam itu.

Hingga September 2008, total outlet Kebab Kings sudah mencapai 60 gerai yang separuhnya tersebar di Surabaya, selain Sidoarjo, Krian, Mojokerto, Malang, Blitar, Lamongan, Sampit, Jakarta, Bandung, dan Cikampek. “Jumlah ini melampaui target awal kami yaitu 50 outlet atau dua kali lipat daripada target outlet tahun 2007. Hingga akhir tahun ini, saya menargetkan 80 outlet. Saya optimis angka tersebut dapat tercapai dengan melihat banyaknya aplikasi permintaan yang datang dari Lampung, Jambi, Muara Bungo, Bengkulu, Tangerang, Depok, Bogor, Bekasi, Jakarta, Cirebon, Yogyakarta, Semarang, Bali, Manokwari, Manado, Makassar, Surabaya, Sidoarjo, Malang, Palangkaraya, Balikpapan, Pare, Kediri, Jember, Tulungagung, dan Kudus,” ujarnya.

Apa sih Kebab Kings? “Kebab Kings adalah waralaba makanan cepat saji ala Timur Tengah dengan produk, antara lain Kebab, Roti Maryam, Burger, dan Hotdog. Kebab Kings yang kini menempati posisi market leader kebab di Surabaya, memiliki desain dan bentuk outlet yang unik dan eye catching dengan corak kastil, tower menjulang yang dihiasi lampu sirine di puncaknya, warna dominan oranye-kuning, dan simbol mahkota di atapnya. Gerai Kebab Kings juga dilengkapi dengan Active Multimedia Subwoofer System, yang bisa menghasilkan sound dengan kualitas baik. Sehingga, mampu menarik perhatian banyak orang di sekitarnya,” jelas jebolan desain produk industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, ini.

Kedua hal itulah, ia melanjutkan, yang menjadi ciri khas Kebab Kings dibandingkan kebab-kebab yang lain. Di samping itu, brand Kebab Kings berkarakter kuat seiring perkembangannya. Kebab Kings juga memiliki variasi yang beragam dan keunikan produk, seperti kebab multirasa atau kebab dengan pilihan kulit tortilla beraneka rasa (pandan, cokelat, dan stroberi). “Kamilah pelopor terobosan unik ini,” ujarnya, bangga.

Kebanggaan ini juga melahirkan rasa optimis menghadapi tahun 2009. Menurutnya, prospek bisnis makanan sangat bagus, karena makanan merupakan bisnis yang paling terakhir terkena imbas segala hal, seperti inflasi, kenaikan BBM, kenaikan nilai tukar uang, dan lain-lain. “Bagaimana pun orang tetap akan makan. Mereka cuma mengurangi kebutuhan sekunder dan tersier,” ucapnya. Di samping itu, bisnis makanan akan semakin menjamur. Mulai dari pemain lama yang terus melebarkan sayap bisnisnya hingga munculnya pemain-pemain baru, yang mengusung makanan dengan brand baru. Intinya, dunia kuliner Indonesia akan semakin semarak dan beragam.

Khusus untuk kebab, ia melanjutkan, makanan yang satu ini akan semakin menjamur, seiring dengan tumbuh kembangnya jumlah outlet yang akan menjangkau seluruh pelosok Indonesia. Kebab sangat berpotensi mendatangkan laba besar bagi pemainnya, sebab masih minim pesaing. “Jumlah pemainnya masih dalam hitungan jari dan hanya itu-itu saja. Banyak daerah yang belum dijangkau makanan ini. Hal ini berpotensi menghasilkan keuntungan besar, jika kita mengusungnya ke daerah tersebut,” tegasnya.

Sebaliknya dengan tahun 2008 yang merupakan tahun terberat dalam dunia bisnis makanan, mengingat adanya kenaikan BBM yang sangat tinggi.

Di tahun 2009, ia menambahkan, Kebab Kings menargetkan dua kali lipat dari pencapaian tahun 2008 atau sekitar 150–160 outlet. “Karena, daerah penyebaran outlet Kebab Kings baru di 11 kota. Masih banyak kota yang belum dijangkau. Selain itu, kami juga melihat antusiasme para investor, yang sudah mengajukan aplikasi membuka cabang di kota-kota besar yang lain,” jelasnya.

Namun, Kebab Kings tetap harus melakukan antisipasi berkaitan dengan suhu politik yang tidak kondusif, di samping beberapa situasi lain paska eksekusi amrozi cs yang dikuatirkan akan bermuara pada terganggunya pesta demokrasi 2009. Di samping itu, juga harus menghadapi kendala berupa lokasi, yang mencakup pencarian/survai lokasi serta pembebasan lahan agar bisa mendirikan outlet Kebab Kings di setiap daerah di masing-masing kota. “Biasanya, inilah yang memperlambat proses grand opening,” keluhnya.

Tentang pesaing, Bobby menambahkan, pasti ada. Mereka tumbuh dan berkembang seiring waktu. Tapi, bertambahnya jumlah mereka otomatis akan membantu mempromosikan keberadaan kebab. “Tinggal bagaimana kita bisa merebut pasar tersebut dan membentuk loyalitas konsumen terhadap produk dan brand Kebab Kings,” ujar Bobby, yang menjadikan Kebab Babarafi sebagai pesaing utamanya.

Untuk membentuk pelanggan loyal, Kebab Kings memiliki strategi khusus, antara lain dengan promosi brand dan produk secara berkesinambungan, mengutamakan pelayanan yang ramah dan kebersihan, serta standarisasi produk yang selalu terjaga, dipertahankan, dan ditingkatkan mutunya. Kebab Kings juga terus berupaya menciptakan menu/produk baru yang dijadwalkan secara berkala, di samping tetap mempertahankan menu–menu yang menjadi favorit konsumennya.

Berkaitan dengan menu, Kebab Kings yang memunyai menu unggulan kebab, memiliki beberapa varian antara lain Kebab Kings (regular), Kebab Kings Junior, Bread Kebab, Crunchy Kebab, dan Kebab Multirasa. Selain itu, juga menyediakan Roti Maryam (original, cokelat keju, dan salad). Untuk menu tambahan, disediakan Burger dan Hotdog yaitu Beef Burger, Chicken Burger, Crunchy Burger, Maxduo Burger, Beef Hotdog, dan Grap the Kings. Masing-masing dijual dengan harga Rp5.500,- sampai Rp13.000,-.

Sebagai makanan cepat saji, Kebab Kings langsung dibuat setelah konsumen memesan. Sehingga, produk terserap 100%. Dan, meski setiap hari menerima order Kebab, Roti Maryam, Burger, dan Hotdog, tetapi pesanan terhadap kebab tetaplah yang paling banyak yaitu sekitar 70% dari omset. “Rata-rata setiap cabang Kebab Kings mencetak omset Rp450 ribu–Rp500 ribu per hari atau sekitar Rp15 juta/bulan. Hingga saat ini, total penjualan seluruh cabang Kebab Kings di Indonesia menembus angka Rp1 miliar!” ujar Bobby yang membawahi 80 karyawan.

sumber :

http://www.majalahpengusaha.com

This entry was posted in Case kelompok. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *